Pages

Ads 468x60px

Labels

Jumat, 22 Juli 2011

Do'a Tidak Dikabulkan Mungkin ini Sebabnya

Allah telah menjanjikan bahwa Dia selalu akan mengkabulkan doa seorang mukmin yang berdoa kepada-Nya dan menetapkan beberapa syarat agar doa tersebut dikabulkan. selain syarat-syarat yang harus dipenuhi, Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- juga telah memeringatkan ummatnya akan hal-hal yang dapat menahan Do'a kita dan menjadikannya tidak diterima dan tidak pula dikabulkan.
Adapun hal-hal yang dapat menahan doa kita dan menjadikannya tidak dikabulkan adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya adab dalam berdoa kepada Allah. maksudnya berdoa kepada Allah akan hal-hal yang sebenarnya Allah membencinya, seperti berdoa untuk memutus tali silaturahmi, atau perkara yang dilarang. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :
Artinya : "Doa seorang hamba akan selalu dikabulkan selama tidak berdoa untuk suatu yang berdosa atau untuk memutus tali silaturahmi." (HR Muslim)
2. Berdoa dengan berteriak keras-keras, dan dengan kata-kata yang kurang layak diucapkan kepada Allah. menangis ketika berdoa adalah diperbolehkan, akan tetapi berlebihan dalam menangis tidaklah baik. Allah berfirman :
Artinya : "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS Al-A'raaf : 55)
3. Masuknya barang-barang yang haram kedalam rumah kita. seperti harta yang berasal dari pekerjaan haram, makanan dan minuman yang haram, atau barang-barang yang dibeli dengan uang haram. rumah, pakaian yang haram. dan juga pekerjaan yang haram.
4. Memakan makanan yang haram, meminum minuman yang haram, memakai pakaian yang haram, memakan harta haram bukan berarti menggunakan harta haram untuk makan saja, akan tetapi menggunakan untuk membeli barang-barang yang digunakan adalah termasuk memakan harta yang haram. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :
Artinya : "Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. dan Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman sebagaimana yang diperintahkan kepada para rosul. beliau membaca, "Wahai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." dan membaca, "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu." kemudian beliau menyebutkan seseorang yang bepergian jauh, kucel dan acak-acakan, mengetadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata, "Ya Robb, ya Robb." sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan memakan barang yang haram, bagaimana mungkin akan dikabulkan?!" (HR Muslim)
5. Buru-buru agar doanya cepat dikabulkan. ini juga tidak baik, malahan ini termasuk yang menahan doa dan menyebabkan tidak dikabulkan. biasanya orang mengatakan, "saya sudah sering berdoa, tapi tidak dikabulkan juga." kata-kata inilah yang dimaksud buru-buru dalam doa. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :
Artinya : "Akan dikabulkan doa seseorang jika tidak buru-buru, berkata : saya telah berdoa tapi belum dikabulkan juga." (HR Bukhori dan Muslim)
6. Menggantungkan dalam berdoa, seperti perkataan, "Ya Allah, ampunilah hamba jika Engkau berkehendak." atau "rahmatilah hamba jika Engkau mau." karena doa adalah pengharapan, permintaan yang ingin dikabulkan. jadi harus dengan kata-kata yang menunjukkan keyakinan tersebut. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :
Artinya : "Jangan salah seorang diantara kalian mengatakan (dalam doanya) : Ya Allah, ampunilah hamba jika Engkau mau. ya Allah, rahmatilah hamba jika Engkau mau. agar menunjukkan keyakinan dalam doanya karena tidak ada yang memaksanya (untuk berdoa)." (HR Bukhori dan Muslim)
Tidak harus seseorang melakukan semua hal ini dan menyebabkan doanya tidak dikabulkan, akan tetapi cukup melakukan satu saja diantara 6 hal diatas, maka doanya tidak akan dikabulkan.
Sudahkah kita mengoreksi diri akan cara kita berdoa? bagaimana kita berdoa? kata-kata apa yang kita ucapkan? dan yang paling penting, keyakinan apa yang kita yakinin akan doa kita? kita harus luruskan kembali hal-hal yang masih bengkok dalam diri kita agar termasuk orang-orang dicintai Allah dan dikabulkan doanya.

Read more: http://www.artikelislami.com/2011/07/doa-tidak-dikabulkan-mungkin-ini.html#ixzz1SkwB70VV
read more

Takut Miskin Adalah Bisikan Setan

Tahun ini lulus sekolah atau kuliah. bingung akan kerja apa nantinya setelah lulus. melihat jaman sekarang yang serba tidak menentu. datanglah rasa was-was dalam diri, bisikan ditelinga yang mengatakan, "akan kerja apa kamu nanti? kamu lulus cuma dapat ijazah dan nilai kamu juga nggak bagus-bagus. mau jadi PNS? yang antri ribuan. mau jadi pengusaha? udah banyak saingan. mau kerja apa sedangkan kamu g punya skill. kalo nggak punya pekerjaan bakal jadi orang miskin. makan aja susah, apa lagi infaq."
Bangsa yang besar. masa depannya yang seharusnya berada ditangan mereka, justru generasi tersebut sedang dihantui oleh ketidak pastian masa depan. apa lagi membawa bangsa ini kepada kejayaan. pasti tidak terpikirkan. lalu apa yang seharusnya dilakukan oleh generasi muda bangsa ini?
Setan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia (rizki)
Sebagai muslim dan bangsa yang bermartabat, kita harus akar permasalah itu. bahwa rasa was-was dan ketakutan tidak adanya masa depan itu hanya datang dari setan. dan setan adalah musuh yang nyata bagi kita. dan sekarang, tergantung sikap kita bagaimana menghadapi bisikan musuh tersebut. apakah kita menyerah saja dengan musuh, atau kita akan terus melawan karena bisikan setan sangatlah lemah dan yakin bahwa Allah tidak pernah ingkar janji. Allah berfirman :

Artinya : "Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia (rizki). Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui." (QS Al-Baqarah : 268)
Kita sering mendengar sebuah kata bahwa kegagalan itu hanya selangkah dari keberhasilan. jadi kenapa langkah kita selalu terhenti ketika menghadapi kegagalan?! tingkat keberhasilan seseorang diukur dari usaha yang dia kerjakan dan iman yang benar-benar dia yakini.
Sudah menjadi sunnatullah bahwa sebuah biji akan tumbuh menjadi tunas baru kemudian membesar dan terus tumbuh menjadi lebih besar. tidak ada usaha seseorang yang dimulai dari nol kemudian seketika itu menjadi besar. semua ada proses dan membutuhkan waktu, seperti jika kita menghitung bilangan dari nol kemudian langsung sepuluh pasti akan salah. bahkan anak kecil pun akan bisa menyalahkan kita karena dia tahu angka setelah nol adalah satu, setelah satu adalah dua dan seterusnya.
Kita tidak boleh loncat dari angka nol langsung ke angka sepuluh karena diantara itu masih banyak angka yang harus disebut. begitu juga masa depan dan keberhasilan, akan benar-benar tercapai tergantung kemampuan kita menghitung angka-angka setelah nol dan kesabaran akan usaha kita sehingga sampailah hitungan kita ke bilangan sepuluh.

Read more: http://www.artikelislami.com/2011/06/takut-miskin-adalah-bisikan-setan.html#ixzz1Skxj3V00
read more

Sedikit Tertawa dan Banyaklah Menangis

Para sufi menuliskan, bila selama empat puluh hari seseorang tidak menangis, maka ketahuilah bahwa kalbunya telah keras.  Allah taala berfirman: “Sedikitlah tertawa dan banyaklah menangis”. Namun yang nampak justru kebalikannya. yakni orang-orang banyak tertawa.
Sekarang lihatlah bagaimana keadaan zaman sekarang? hal itu tidak berarti bahwa manusia setiap saat harus mencucurkan air matanya terus menerus, melainkan seseorang yang kalbunya sedang menangis dari dalam, dia itulah yang sebenarnya menangis. Manusia hendaknya menutup pintu dan masuk ke dalam lalu sibuk memanjatkan doa dengan khusuk dan merendahkan hati, serta menjatuhkan diri dengan serendah-rendahnya di hadapan singgasana Allah , supaya dia jangan termasuk di dalam apa yang dimaksudkan oleh ayat itu tadi.
Jadi jika disimak setiap hari maka akan diketahui bahwa timbangan tertawa dan bercanda adalah lebih berat, sedangkan menangis sangat sedikit. Bahkan di kebanyakan orang tidak ada sama sekali. Sekarang lihatlah betapa kehidupan berjalan dengan penuh kelalaian. dan betapa sulitnya jalan keimanan, seolah-olah di satu sedih telah mati. dan sebenarnya memang itulah yang dinamakan iman.
read more

Rasullullah Saw Dalam Mengerjakan Shalat Malam Tahajud

Rasulullah.saw Dalam Mengerjakan Shalat Malam Tahajud - Malam telah datang menjelang di langit kota Madinah, suasana gelap menyelimuti jagad raya. Namun Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menerangi sudut-sudut kota dan menghidupkan malamnya. Beliau bermunajat kepada Allah Ta'ala Rabb alam semesta. Beliau memohon kepada Dzat yang mengurus segala perkara guna melaksanakan perintah Sang Pencipta:
"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya) , (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. " (Al-Muzzammil: 1-4)
Abu Hurairah Radhiallahu anhu menceritakan:
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam biasa mengerjakan shalat malam hingga membengkak kedua telapak kakinya. Ada yang bertanya kepada beliau: "Wahai Rasulullah, mengapa Anda melakukan sedemikian itu, bukankah Allah telah mengampuni segala dosa Anda yang lalu maupun yang akan datang?" beliau menjawab: "Bukankah selayaknya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?" (HR. Ibnu Majah).
Al-Aswad bin Yazid berkata: "Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah Radhiallaahu anha tentang shalat malam Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . 'Aisyah menjawab: "Biasanya beliau tidur di awal malam, kemudian tengah malamnya beliau bangun mengerjakan shalat malam. Bila merasa ada keperluan beliau segera menemui istri. Beliau segera bangkit begitu mendengar seruan azan. Beliau segera mandi bila dalam keadaan junub. Jika tidak, maka beliau segera berwudhu' lalu berangkat (ke masjid untuk) shalat." (HR. Al-Bukhari)
Shalat malam beliau sangat mengagumkan, ada baiknya kita ketahui panjang ayat yang dibacanya. Semoga dapat kita jadikan contoh dan teladan.
Abu Abdillah Hudzaifah ibnul Yaman Radhiallaahu anhu mengisahkan:
Pada suatu malam, aku pernah shalat tahajjud bersama Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . Beliau mengawali shalat dengan membaca surat Al-Baqarah, saya berkata di dalam hati, "Mungkin setelah membaca kira-kira seratus ayat, ternyata beliau terus tidak berhenti, saya berkata lagi di dalam hati, "Mungkin, beliau selesaikan pembacaan surat Al-Baqarah. Dalam satu raka'at ternyata beliau terus memulai surat Ali Imron kemudian terus mem-bacanya saya berbicara di dalam hati: (mungkin) beliau mau ruku setelah selesai Ali-Imron, ternyata beliau terus membaca surat An Nisa sampai habis. Beliau membaca surat-surat tersebut dengan bacaan tartil. Setiap kali membaca ayat yang menyebutkan kemahasucian Allah Ta'ala beliau selalu bertasbih (mengucapkan subhanallah) . Setiap kali membaca ayat yang berisikan permohonan, beliau pasti berdoa. Setiap kali membaca ayat yang menyebutkan permintaan berlindung diri kepada Allah Ta'ala, beliau segera mengucapkan ta'awwudz. Ketika ruku' beliau membaca:
Subhaana Rabbiyal 'Adzhiim ( "Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung." )
Lama ruku' beliau hampir sama dengan lama ber-diri. Kemudian beliau mengucapkan:
Sami'allahuliman hamidah, Rabbana lakal hamdu
"Allah Maha mendengar terhadap hamba yang memuji-Nya. Ya Rabb kami, segala puji bagi-Mu."
Kemudian beliau tegak berdiri (i'tidal), hampir sama lamanya dengan ruku'. Kemudian beliau sujud dan membaca:
Subhaana Rabbiyal 'A'la ( "Maha Suci Rabbku Yang Maha Luhur." )
Lama sujud beliau hampir sama dengan lama i'tidal." (HR. Muslim)

Sumber : http://id-id.facebook.com/topic.php?uid=272234456952&topic=17584
read more

kumpulan kata mutiara nasehat islami – kata-kata motivasi nasehat islami – kalimat nasehat dakwah islam

Duri sekecil apapun, jangan dianggap remeh, krna bisa melukai.! dosa sekecil apapun, syubhat sehalus apapun, jngn dianggap remeh.! krna stiap dosa memiliki bagian di neraka.

Tidak ada alasan apapun untuk menolak dan mempertentangkan dalil dari Al-Qur’an n Hadist dengan akal dan hawa nafsu.

Orang yg paling pedih musibahnya di dunia ini ialah para nabi kemudian orang2 shaleh (HR. Ibnu Majah)

Dngn mmbiasakn mmbaca Al-Qur’an n menelaah maknany, maka prlahan tapi pasti akn tumbuh rasa cinta trhadap Al-Qur’an. sprti ppatah jawa mngatakan, witing tresno jalaran soko kulino.! :D

Seribu jalan menuju roma, tapi hanya ada satu jalan menuju sorga. Dengan kendaraan takwa melalui rute Al-Qur’an dan Sunnah..!

Hidup adlh rangkaian ujian tiada henti, slesai ujian ini akn datang ujian lain.! maka seorang ulama mengatakan, ujian akan selesai dan bisa istirahat dngn tenang jika tlah dimasukkan oleh Alloh ke dalam surganya kelak.!

Banyak orng mengaku cinta Rosul, tapi lari dari petunjuknya.! apakah memang cinta sbenarnya ada setelah pertemuan.! bukankah kita cinta Rosul, walau belum pernah bertemu dngn beliau.!

ketika demi cinta kau lakukan segalanya, maka perhatikanlah cinta apa yg sedang kau kejar, agar tiada penyesalan dikemudian hari.

gadis remaja yg berpakaian tapi “telanjang” kini ada dimana2..! siapa yg salah.? pendidikan yg begitu sekuler, lingkungan yg begitu rusak, atau keluarga yg begitu cuek.?

dunia bagai stetes air, sdangkn akherat bagai samudra luas. bagaimana bisa mengorbankn akherat demi dunia…………………!

titik awal kesuksesan dimulai dari kerja keras melawan kegagalan

Mukmin sejati adlh mereka yg siap bertaruh nyawa, berkorban harta, mencurahkn pikiran n tenaga, dalam rangka ketaatan kpd Alloh SubhanaHu wa Ta’ala.!

Terlalu pesimis mmbuat diri mudah menyerah, terlalu optimis mmbuat diri mudah takabur.! cukup brusaha, ikhtiar ssuai kmampuan diri n tdk lupa brdoa. Hasilny kita pasrahkn/tawakal pd yg Maha Kuasa.!

Kebahagian sejati adlh ketika jiwa n raga ini tulus mengabdi kpd IIahi Robbi. Apapn statusny, miskin kaya tua muda sehat sakit sibuk lelah, kewajiban seorang hamba harus dilaksanakan.!

Orang kafir tiada takut, krna mereka mnganggap Islam bagai singa dalam jeruji besi.! hanya dngan kmbali kpada pmahaman Al-Qur’an yg benar, yg bisa membuat musuh menjadi gentar.!

Orang yg menafsirkan Al-Qur’an dan Hadits sekehendak nafsunya. hanyalah orang yg sesat dan menyesatkan.

Tutupilah kelemahan n kekurangan saudaramu, jagalah saudara mu karna Alloh. cintailah saudaramu seperti mencintai diri sendiri.!

Selalu ada jalan keluar, tetap meniti jalan yg benar. Fatamorgana dunia terkadang menyesatkn qta dr jln yg benar. Perbaiki langkah qta, smoga ridho Alloh mngiringi langkah ini.

Banyak orng yg takut nggak kebagian rejeki, sampai2 meninggalkan kewajiban sholat lima waktu. Tenanglh Alloh sdh kasih jatah rejeki, n jngn takut tak kebagian

Tak perlu menunggu kaya tuk jadi seorang dermawan. Harta hanya sarana didunia. Kaya atw miskin sama saja.! Bersedekah lah walau hanya dngn sebutir kurma.

Banyak orng stress krna sibuk memikirkn khidupan di dunia.! banyk orng bahagia krna sibuk beramal tuk akhirat.!

Dan adapun orang yg takut kepada Tuhannya dan ia menahan diri dari hawa nafsu. Maka surgalah tempat tinggalnya. Qs.an-naziat : 40-41

Jika ada yg menyulutkn api permusuhan, jangan kau beri kayu bakar kebencian.! Tapi siramlh dngn air perdamaian.

Bahkan stiap status n komen yg ditulis, jempol yg diacungkn.! Smua dicatat malaikat, tuk dimintai prtanggung jawabn ny di akhrat.!

Cobaan didunia, sedih memang, pedih memang, tapi ada balasan surga bagi yg brtaqwa n sabar menjalaniny.!

Orang yg benar bukanlh orng yg tak pernah brsalah, orng yg bnar adlah orng yg siap menerima kbenaran n mlaksanakn nya.!

Jangan sampai syetan mematahkn smangat qta dlm melakukan kebaikan.

gelapnya fitnah yg smakin pekat.! cukuplah Al-Qur’an dan Sunnah sbagai lentera penuntun jalan dalam menapaki gelapnya fitnah dunia.!

Kabar gembira bagi semuanya.! Dapatkn seribu kekuatan dan sejuta semangat. hanya dngn membaca Al-Qur’an minimal 1-2 juz sehari.! mudah, murah, dan bergaransi seumur hidup.

Wahed Deen El Banjary
read more

Rabu, 20 Juli 2011

Gurau dan canda Rasullullah

Rasulullah SAW bergaul dengan semua orang. Baginda menerima hamba, orang buta, dan anak-anak. Baginda bergurau dengan anak kecil, bermain-main dengan mereka, bersenda gurau dengan orang tua. Akan tetapi Baginda tidak berkata kecuali yang benar saja.
Suatu hari seorang perempuan datang kepada beliau lalu berkata,
"Ya Rasulullah! Naikkan saya ke atas unta", katanya.
"Aku akan naikkan engkau ke atas anak unta", kata Rasulullah SAW.
"Ia tidak mampu", kata perempuan itu.
"Tidak, aku akan naikkan engkau ke atas anak unta".
"Ia tidak mampu".
Para sahabat yang berada di situ berkata,
"bukankah unta itu juga anak unta?"
Datang seorang perempuan lain, dia memberitahu Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, suamiku jatuh sakit. Dia memanggilmu".
"Semoga suamimu yang dalam matanya putih", kata Rasulullah SAW.
Perempuan itu kembali ke rumahnya. Dan dia pun membuka mata suaminya. Suaminya bertanya dengan keheranan, "kenapa kamu ini?".
"Rasulullah memberitahu bahwa dalam matamu putih", kata istrinya menerangkan. "Bukankah semua mata ada warna putih?" kata suaminya.
Seorang perempuan lain berkata kepada Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar aku dimasukkan ke dalam syurga". "Wahai ummi fulan, syurga tidak dimasuki oleh orang tua".
Perempuan itu lalu menangis.
Rasulullah menjelaskan, "tidakkah kamu membaca firman Allah ini,
Serta kami telah menciptakan istri-istri mereka dengan ciptaan istimewa, serta kami jadikan mereka senantiasa perawan (yang tidak pernah disentuh), yang tetap mencintai jodohnya, serta yang sebaya umurnya".
Para sahabat Rasulullah SAW suka tertawa tapi iman di dalam hati mereka bagai gunung yang teguh. Na'im adalah seorang sahabat yang paling suka bergurau dan tertawa. Mendengar kata-kata dan melihat gelagatnya, Rasulullah turut tersenyum.
read more

Kisah Malaikat Jibril dan Mikail menangis

Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahawa iblis itu sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah) pada langit yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid. Pada langit ketiga, namanya disebut al-Arif. Pada langit keempat, namanya adalah al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi. Pada langit keenam namanya disebut al-Kazin. Pada langit ketujuh namanya disebut Azazil manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis.
Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah S.W.T telah memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, "Adakah Engkau mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam daripada tanah."
Lalu Allah S.W.T berfirman yang maksudnya, "Aku membuat apa yang aku kehendaki." Oleh kerana iblis memandang dirinya penuh keagungan, maka dia enggan sujud kepada Adam A.S kerana bangga dan sombong.
Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu yang berlalu. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka mendapati iblis tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para malaikat bersujud lagi bagi kali kedua kerana bersyukur, tetapi iblis tetap angkuh dan enggan sujud. Dia berdiri tegak dan memaling dari para malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikut mereka dan tidak pula dia merasa menyesal atas keengganannya.
Kemudian Allah S.W.T merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah S.W.T membentukkan kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.
Setelah itu, lalu Allah mengusirnya dari syurga, bahkan dari langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi melainkan dengan cara sembunyi. Allah S.W.T melaknatinya sehingga ke hari kiamat kerana dia menjadi kafir. Walaupun iblis itu pada sebelumnya sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap emapt, banyak ilmu, banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.
Ketika Allah S.W.T membalas tipu daya iblis, maka menangislah Jibril A.S dan Mikail. Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, "Apakah yang membuat kamu menangis?" Lalu mereka menjawab, "Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu."
Firman Allah bagi bermaksud, "Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku."
Setelah diusir, maka iblis pun berkata, "Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu."
Lalu Allah berfirman yang bermaksud, "Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum."
Berkata lagi iblis, "Tambahkanlah lagi untukku." Allah berfirman yang maksudnya, "Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu dilahirkan untukmu dua padanya."
Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Lalu Allah berfirman dengan maksud, "Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah."
Berkata iblis lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Maka Allah berfirman lagi yang bermaksud, "Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram."
"Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka." (Hal ini ada disebutkan dalamsurah al-Isra ayat 64 yang bermaksud : "Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka dengan suara engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentera engkau yang berkuda dan yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan anak-anak dan berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis kepada mereka melainkan (semata-mata) tipuan.

Semoga Bermanfaat
read more

Orang yang paling berani

Al Bazzar meriwayatkan dalam kitab Masnadnya dari Muhammad bin Aqil katanya, "Pada suatu hari Ali bin Abi Talib pernah berkhutbah di hadapan kaum Muslimin dan beliau berkata, "Hai kaum Muslimin, siapakah orang yang paling berani ?"
Jawab mereka, "Orang yang paling berani adalah engkau sendiri, hai Amirul Mukminin."
Kata Ali, "Orang yang paling berani bukan aku tapi adalah Abu Bakar. Ketika kami membuatkan Nabi gubuk di medan Badar, kami tanyakan siapakah yang berani menemankan Rasulullah s.a.w dalam gubuk itu dan menjaganya dari serangan kaum Musyrik ? Di saat itu tiada seorang pun yang bersedia melainkan Abu Bakar sendiri. Dan beliau menghunus pedangnya di hadapan Nabi untuk membunuh siapa sahaja yang mendekati gubuk Nabi s.a.w. Itulah orang yang paling berani."
"Pada suatu hari juga pernah aku menyaksikan ketika Nabi sedang berjalan kaki di kota Mekah, datanglah orang Musyrik sambil menghalau beliau dan menyakiti beliau dan mereka berkata, "Apakah kamu menjadikan beberapa tuhan menjadi satu tuhan ?" Di saat itu tidak ada seorang pun yang berani mendekat dan membela Nabi selain Abu Bakar. Beliau maju ke depan dan memukul mereka sambil berkata, "Apakah kamu hendak membunuh orang yang bertuhankan Allah ?"
Kemudian sambil mengangkat kain selendangnya beliau mengusap air matanya. Kemudian Ali berkata, "Adakah orang yang beriman dari kaum Firaun yang lebih baik daripada Abu Bakar ?" Semua jamaah diam sahaja tidak ada yang menjawab. Jawab Ali selanjutnya, "Sesaat dengan Abu Bakar lebih baik daripada orang yang beriman dari kaum Firaun walaupun mereka sepuluh dunia, kerana orang beriman dari kaum Firaun hanya menyembunyikan imannya sedang Abu Bakar menyiarkan imannya."
    

Share
read more

10Jenis shalat yang tidak di terima ALLAH SWT

Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud : "Sesiapa yang memelihara sholat, maka sholat itu sebagai cahaya baginya, petunjuk dan jalan selamat dan barangsiapa yang tidak memelihara sholat, maka sesungguhnya sholat itu tidak menjadi cahaya, dan tidak juga menjadi petunjuk dan jalan selamat baginya." (Tabyinul Mahaarim)
Rasulullah S.A.W telah bersabda bahawa : "10 orang solatnya tidak diterima oleh Allah S.W.T, antaranya :

1. Orang lelaki yang sholat sendirian tanpa membaca sesuatu.
2. Orang lelaki yang mengerjakan sholat tetapi tidak mengeluarkan zakat.
3. Orang lelaki yang menjadi imam, padahal orang yang menjadi makmum membencinya.
4. Orang lelaki yang melarikan diri.
5. Orang lelaki yang minum arak tanpa mahu meninggalkannya (Taubat).
6. Orang perempuan yang suaminya marah kepadanya.
7. Orang perempuan yang mengerjakan sholat tanpa memakai tudung.
8. Imam atau pemimpin yang sombong dan zalim menganiaya.
9. Orang-orang yang suka makan riba'.
10. Orang yang sholatnya tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar."

Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : "Barang siapa yang solatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya sholatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah."
Hassan r.a berkata : "Kalau sholat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan sholat. Dan pada hari kiamat nanti sholatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk."
read more

Minggu, 17 Juli 2011

Sejarah islam masuk ke indonesia

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.
Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.
Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.
Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).
(Bersambung)
Diposkan oleh aji murtayay di 01:01
read more

Jumat, 08 Juli 2011

Tafakkur: Kemanakah Hidup Ini Akan Kau Bawa?!

Hidup ini sangat singkat, bagaikan seorang musafir yang istirahat sejenak di bawah pohon untuk melanjutkan perjalanan. Menurut orang jawa “urip mung mampir ngombe” cuma buat minum aja. Hehe (sok jowo gw)
Al-Qur’an mengatakan secara implisit bahwa satu hari diakhirat rasanya bagaikan seribu tahun di dunia. Bukankah ini kaidah teori relativitas? Sesuai pula dengan fenomena yg sering kita lihat.
Laron berpikir telah hidup lama, buktinya sudah mengelilingi ruangan rumah, namun jika cicak melihatnya maka umur laron hanya semalam saja. Cicak pikir umurnya juga telah lama, namun jika dilihat oleh kucing maka umurnya sebentar saja.
Kucing pikir ia telah berumur panjang, namun apakah sama jika kuda yg melihatnya? Begitu pula kuda jika dilihat oleh manusia maka umur kuda hanya singkat saja.
Bagaimana dengan manusia? Siapa yg melihat umur manusia? Mari kita lihat berdasarkan Al-Qur’an sebagai sumber kebenaran absolut.
1 hari akhirat = 1000 tahun
24 jam akhirat = 1000 tahun
3 jam akhirat = 125 tahun
1,5 jam akhirat = 62,5 tahun
Umur manusia rata-rata 60 – 70 tahun. Jadi hidup manusia ini jika dilihat dari langit hanyalah 1,5 jam saja. Pantaslah kita selalu diingatkan masalah waktu.
Hanya satu setengah jam saja, menentukan kehidupan abadi kita kelak hendak surga atau neraka? Cuma satu setengah jam saja penderitaan karena kemiskinan maka bersabarlah… Satu setengah jam saja coba buat ALLAH senang dan hentikan buat setan senang. Cuma satu setengah jam saja mencoba menahan nafsu dan ganti dengan syari’at. Satu setengah jam yang penuh perjuangan, namun akan ALLAH ganti dengan surga yang abadi. Insya ALLAH…
Masya Allah..
Sahabatmu dijalan Allah,
Muhammad Jibriel Abdul Rahman
read more

Do'a : Senjata Orang Beriman


Doa adalah senjatanya orang mukmin. Doa bahkan merupakan pangkal atau ‘otak’nya ibadah. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW. :
“Doa adalah pangkal (otak-)nya Ibadah.” (HR. Tirmidzi)
Secara istilah, doa adalah permohonan seorang hamba kepada Tuhannya. Doa merupakan aktifitas ibadah yang paling agung, sebagaimana hadits di atas. Dengan demikian bisa kita fahami bahwa sebuah ibadah pasti mengandung doa kepada Allah SWT, dan doa tanpa ibadah belumlah sempurna.
Anjuran Berdoa Banyak riwayat dari Nabi SAW yang menganjurkan dan mendorong seseorang hamba untuk berdo’a, diantaranya :
“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah, selain daripada doa.” (HR. Ibnu Majah dan Abu Hurairah)
“Siapa saja yang tidak mau memohon (sesuatu) kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah)
“Mintalah kepada Allah akan kemurahan-Nya, karena sesungguhnya Allah senang apabila dimintai (sesuatu).” (HR Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud)
Semua hadits di atas menunjukkan keharusan berdoa yang berupa permohonan hamba kepada Tuhannya, untuk mendapatkan sesuatu.
Doa Pasti Dikabulkan Doa seorang hamba pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana firman-Nya :“(Dan) Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu.” (QS. Al Mukmin : 60) “(Dan) apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al Baqarah : 186)
Pengabulan doa dari Allah SWT. bersifat pasti, dan hanya Dialah yang dapat mengabulkan doa bukan yang lain. Pengabulan doa bisa sesuai dengan yang diminta hamba-Nya, ditangguhkan hingga hari kiamat, atau dijauhkan dari suatu keburukan. Hal ini sebagaimana Sabda Beliau SAW. :
“Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan doa yang tidak mengandung dosa dan memutus hubungan silaturrahim, kecuali Allah akan memberikan kepadanya satu diantara tiga hal : dikabulkan doanya ; ditangguhkan hingga hari kiamat ; atau dijauhkan dari suatu keburukan/musibah yang serupa.” (HR. Ahmad dari Abi Said Al Khudri)
“Tidak ada seorang muslim pun di muka bumi ini yang berdoa kepada Allah, kecuali akan dikabulkan doanya atau dijauhkan suatu keburukan/musibah yang serupa.” (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Ubadah Ibn Shamit)
Waktu-Waktu Mustajab Untuk Berdoa Dalam Islam dikenal waktu-waktu dan tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa, selain dapat dilakukan kapan pun dan dimana pun. Misalnya berdoa di Raudoh, di masjidil Haram maupun di Madinah dianggap sebagai tempat-tempat yang mustajab untuk berdoa. Berdoa di antara dua khutbah, sepertiga malam , adalah diantara beberapa waktu yang mustajab untuk berdoa. Salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa adalah ketika sahur di bulan Ramadhan. Waktu sahur adalah waktu yang sangat mustajab. Allah swt meletakkan kemuliaan yang sangat besar pada waktu tersebut. Sayang, kebanyakan manusia hanya memanfaatkannya untuk makan sahur, tanpa menyisihkan waktu untuk bermunajat kepada-Nya. Mengapa mereka melalaikan sabda Rasulullah saw :
Rabb kita (Allah) SWT. turun pada setiap malam ke langit dunia, pada sepertiga malam terakhir, lalu berfirman, ”Siapakah yang berdo’a kepada-Ku maka aku akan kabulkan baginya, siapa yang meminta kepada-Ku, maka aku beri kepadanya, Siapa yang meminta ampunan maka Aku akan mengampu-ninya” (HR Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya kita sangat membutuhkan waktu-waktu seperti ini, untuk memohon kebaikan hidup di dunia dan akhirat kepada Allah SWT. memohon keselamatan hati kita, dan memohon supaya hidup kita selalu bermakna.
Selain itu, Rasulullah saw memberitahukan bahwa do’a orang yang berpuasa akan mendapatkan prioritas pengabulan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagai-mana disebutkan di dalam hadits nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam :
“Tiga golongan yang doanya tidak akan ditolak, di antaranya adalah orang yang berpuasa sehingga ia berbuka, di dalam riwayat lain dikatakan, orang yang puasa ketika hendak berbuka.” (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Demikian juga Allah SWT. meletakkan ayat tentang berdoa di antara ayat-ayat yang menjelaskan tentang puasa. Para ulama menjelaskan rahasia peletakkan ayat ini adalah untuk mengisyaratkan bahwa doa orang yang puasa itu tidak tertolak. Tetapi berapa banyak diantara kita yang memperhatikan hal ini? Padahal doa inilah inti ibadah di dalam Islam. Atau dengan kata lain doa ini akan memberikan sema-ngat baru dalam kehidupan seorang muslim. Bahkan, kalau kita telusuri lebih jauh sejarah Islam, maka kita akan mengetahui bahwa doa adalah senjata orang mukmin.
Doa Senjata Orang Mukmin Kekuatan atau kedahsyatan doa bagi seorang muslim tak terbantahkan lagi. Doa adalah senjatanya kaum muslimin, Ad Dua Silah Al Mu’min. Di saat canggihnya mesin dan persenjataan abad modern, strategi dan manuver peperangan, kekuatan dan kedahsyatan doa tetap tidak terbantahkan dan hanya dimiliki oleh orang-orang beriman. Hal ini dikarenakan orang-orang beriman selain berusaha maksimal dalam setiap amal yang dilakukannya, dia juga tidak pernah lupa menggantungkan seluruh usahanya melalui doa kepada Allah SWT. Doa adalah senjatanya orang-orang mukmin, yang telah dicontohkan mulai dari para Nabi dan Rasul, para sahabat, salafus sholeh.
Doa adalah senjata yang menyelamatkan Nuh a.s. dengan diturunkannya air bah kepada kaummnya. Doa juga senjata yang menyelamatkan Musa a.s. ketika melawan tiran ketika itu, Firaun. Menyelamatkan Sholeh dari kedzoliman kaum Tsamud, menyelamatkan Huud a.s dari kaum Aad, dan menyelamatkan serta memberikan kemenangan kepada Rasulullah SAW. dalam benyak pertempuran yang beliau lakukan. Bahkan dengan kekuatan dan kedahsyatan doa pulalan, negara super power waktu itu, Persia dan Romawi berhasil ditaklukkan oleh kaum Muslimin.
Kedahsyatan dan kekuatan doa bagi orang-orang mukmin akan terus berlangsung, dari zaman Nabi Adam a.s. hingga kini. Contoh kekuatan dan kedahsyatan doa di masa kini banyak dialami oleh para mujahidin di pelbagai bumi jihad. Kita mengetahui kedahsyatan doa para mujahidin Afghanistan, sehingga Syekh Abdullah Azzam merangkumnya dalam buku Ayaturrahman fii Jihadil Afghan. Tentunya hal ini, juga dialami oleh mujahidin di bumi jihad yang lain, seperti di : Irak, Chechnya, Khasmir, Palestina, dan lain-lain. Kisah lolosnya Syekhul mujahid Abu Yahya Al Liby dari penjara Baghram di Afghanistan juga tidak lepas dari kekuatan dan kedahsyatan doa beliau kepada Allah SWT. Di saat-saat kritis, beliau mampu melepas pengikat pintu yang secara akal mustahil dilakukan. Namun dengan doa yang tulus dan ikhlas dan hanya memohon kepadaNya, maka dengan mudah beliau mampu melepas ikatan pintu tersebut dan beliau akhirnya lolos dari penjara Baghram di Afghanistan.
Kedahsyatan dan kekuatan doa beserta dampaknya juga bisa dilihat ketika Syekh Muhammad Muhaisany berdoa di Mekkah Mukarromah pada bulan Ramadhan 1422 H. Doa beliau sungguh dahsyat dan menggentarkan seluruh kaum muslimin di sana bahkan kaum muslimin di mana pun dan kapan pun yang mendengarkan doanya tersebut. Setelah beliau berdoa, rezim toghut Saudi menangkap dan memenjarakan beliau. Dalam doanya tersebut, Syekh Muhaisany banyak memohon kepada Allah SWT. agar menolong mujahidin dimana pun mereka berada dan agar Allah SWT. menghancurkan seluruh kekuatan toghut, terutama Amerika yang beliau sebut sebagai sumber toghut dan malapetaka di dunia ini. Akibat doa beliau yang dahsyat itu, rezim toghut Saudi berang dan memenjarakan beliau. Subhanallah!
Klik disini: http://h4mba4jjl.multiply.com/video/item/1/Doa_Syeikh_Muhammad_Al_Mohaisani.swf untuk mendownload video do’a Syeikh Muhammad Mohainsani
read more

Setiap Kesulitan, Ada Kemudahan

Pertanyaan yang selalu saja ada dibenak fikiran kita kadang membuat kita sering tidak sabar menghadapi hidup ini, diantara pertanyaan-pertanyaan yang selalu muncul dalam kehidupan ini adalah;  KENAPA AKU DIUJI?,  KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?, KENAPA UJIAN SEBERAT INI?, KENAPA SELEMAH INI?, BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?, APA YANG AKU DAPAT DARI SEMUA INI?, KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?,  AKU TAK DAPAT BERTAHAN!!! Dsb..
Lalu apa solusinya? Banyak orang yang menghabiskan wangnya hanya untuk membeli sebuah kebahagiaan, sebuah kebahagian sejatinya tidak akan bisa dibeli kecuali dicari oleh yang menginginkan kebahagiaan. Adapula yang ingin lari dari ujian hidup dengan cara mengakhirinya, seperti yang kita lihat, banyak manusia-manusia yang bunuh diri dengan sia-sia, karena frustasi akibat cinta, kemiskinan, tamak dan gila, nauuzhubillah…dan persoalan-persoalan ini tidak cukup untuk diuraikan oleh lembaran-lembaran kertas dan ukiran pena, Masya Allah…
Solusinya adalah…
Kembali kepada Al Qur’an, disana ada jawaban dan solusi terbaik dari Sang Pencipta kita, Allah Jalla wa’alaa, Dialah sebaik-baik tempat meminta dan kembali…Subhanallah…
Mari kita mulai untuk mencari jawaban dari persoalan-persoalan kehidupan ini…
Bismillah….. 
KITA BERTANYA : KENAPA AKU DIUJI?
AL-QUR’AN MENJAWAB:
“Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; “Kami telah beriman,” (“I am full of faith to Allah”) sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan, sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta.” -(QS Al-Ankabut ayat 2-3)
KITA BERTANYA : KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?
AL-QUR’AN MENJAWAB:
”Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” – (QS Al-Baqarah ayat 216)
KITA BERTANYA : KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
 AL-QUR’AN MENJAWAB:
”Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”- (QS Al-Baqarah ayat 286)
KITA BERTANYA : KENAPA SELEMAH INI?
AL-QUR’AN MENJAWAB:
”Jgnlah kamu bersikap lemah, dan jgnlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah org2 yg paling tinggi darjatnya, jika kamu org2 yg beriman.” – (QS Al-Imran ayat 139)
KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
AL-QUR’AN MENJAWAB:
 “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah (be fearfull of Allah The Almighty) kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan).” – (QS. Al-Imran ayat 200)
KITA BERTANYA LAGI : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
AL-QUR’AN MENJAWAB:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sholat; dan sesungguhnya sholat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk” – (QS Al-Baqarah ayat 45)
KITA BERTANYA : APA YANG AKU DAPAT DARI SEMUA INI?
AL-QUR’AN MENJAWAB:
”Sesungguhnya Allah telah membeli dari org2 mu’min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga utk mereka… ? – (QS At-Taubah ayat 111)
KITA BERTANYA : KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
AL-QUR’AN MENJAWAB:
“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari Nya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal.” – (QS At-Taubah ayat 129)
KITA BERKATA : AKU TAK DAPAT BERTAHAN!!!
AL-QUR’AN MENJAWAB:
”… ..dan jgnlah kamu berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dr rahmat Allah melainkan kaum yg kafir.” – (QS Yusuf ayat 12)
Kita selalu Bertanya………………..dan Al-Quran sudah menjawabnya……………..
Wallahu a’lam bish showab…
Your Brother,
Muhammad Jibriel Abdul Rahman
read more

Minggu, 03 Juli 2011

Pelajaran dari perang Badar

Saudaraku sesama muslim…
Marilah sejenak kita melakukan kilas balik terhadap berbagai peristiwa di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Kita berharap mudah-mudahan dengan mempelajari dan mengamati peristiwa ini, kita bisa mendapatkan banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi kehidupan kita sehari-hari. Dua tahun setelah Nabi kita tercinta Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah ke madinah, bertepatan dengan bulan Ramadhan yang mulia ini, terjadilah satu peristiwa besar namun sering dilupakan kaum muslimin. Peristiwa tersebut adalah perang Badar.
Disebut sebagai peristiwa besar, karena perang Badar merupakan awal perhelatan senjata dalam kapasitas besar yang dilakukan antara pembela Islam dan musuh Islam. Saking hebatnya peristiwa ini, Allah namakan hari teradinya peristiwa tersebut dengan Yaum Al Furqan (hari pembeda) karena pada waktu itu, Allah, Dzat yang menurunkan syariat Islam, hendak membedakan antara yang haq dengan yang batil. Di saat itulah Allah mengangkat derajat kebenaran dengan jumlah kekuatan yang terbatas dan merendahkan kebatilan meskipun jumlah kekuatannya 3 kali lipat. Allah menurunkan pertolongan yang besar bagi kaum muslimin dan memenangkan mereka di atas musuh-musuh Islam.
Sungguh sangat disayangkan, banyak di antara kaum muslimin di masa kita melalaikan kejadian bersejarah ini. Padahal, dengan membaca peristiwa ini, kita dapat mengingat sejarah para shahabat yang mati-matian memperjuangkan Islam, yang dengan itu, kita bisa merasakan indahnya agama ini.
Sebelum melanjutkan tulisan, kami mengingatkan bawa tujuan tulisan bukanlah mengajak anda untuk mengadakan peringatan hari perang badar, demikian pula tulisan tidak mengupas sisi sejarahnya, karena ini bisa didapatkan dengan merujuk buku-buku sejarah. Tulisan ini hanya mencoba mengajak pembaca untuk merenungi ibrah dan pelajaran berharga di balik serpihan-serpihan sejarah perang Badar.
Latar Belakang Pertempuran
Suatu ketika terdengarlah kabar di kalangan kaum muslimin Madinah bahwa Abu Sufyan beserta kafilah dagangnya, hendak berangkat pulang dari Syam menuju Mekkah. Jalan mudah dan terdekat untuk perjalanan Syam menuju Mekkah harus melewati Madinah. Kesempatan berharga ini dimanfaatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat untuk merampas barang dagangan mereka. Harta mereka menjadi halal bagi kaum muslimin. Mengapa demikian? Bukankah harta dan darah orang kafir yang tidak bersalah itu haram hukumnya?
Setidaknya ada dua alasan yang menyebabkan harta Orang kafir Quraisy tersebut halal bagi para shahabat:
Orang-orang kafir Quraisy statusnya adalah kafir harbi, yaitu orang kafir yang secara terang-terangan memerangi kaum muslimin, mengusir kaum muslimin dari tanah kelahiran mereka di Mekah, dan melarang kaum muslimin untuk memanfaatkan harta mereka sendiri.
Tidak ada perjanjian damai antara kaum muslimin dan orang kafir Quraisy yang memerangi kaum muslimin.
Dengan alasan inilah, mereka berhak untuk menarik kembali harta yang telah mereka tinggal dan merampas harta orang musyrik.
Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat bersama tiga ratus sekian belas shahabat. Para ahli sejarah berbeda pendapat dalam menentukan jumlah pasukan kaum muslimin di perang badar. Ada yang mengatakan 313, 317, dan beberapa pendapat lainnya. Oleh karena itu, tidak selayaknya kita berlebih-lebihan dalam menyikapi angka ini, sehingga dijadikan sebagai angka idola atau angka keramat, semacam yang dilakukan oleh LDII yang menjadikan angka 313 sebagai angka keramat organisasi mereka dengan anggapan bahwa itu adalah jumlah pasukan Badar.
Di antara tiga ratus belasan pasukan itu, ada dua penunggang kuda dan 70 onta yang mereka tunggangi bergantian. 70 orang di kalangan Muhajirin dan sisanya dari Anshar.
Sementara di pihak lain, orang kafir Quraisy ketika mendengar kabar bahwa kafilah dagang Abu Sufyan meminta bantuan, dengan sekonyong-konyong mereka menyiapkan kekuatan mereka sebanyak 1000 personil, 600 baju besi, 100 kuda, dan 700 onta serta dengan persenjataan lengkap. Berangkat dengan penuh kesombongan dan pamer kekuatan di bawah pimpinan Abu Jahal.
Allah Berkehendak Lain
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para shahabat keluar dari Madinah dengan harapan dapat menghadang kafilah dagang Abu Sufyan. Merampas harta mereka sebagai ganti rugi terhadap harta yang ditinggalkan kaum muhajirin di Makah. Meskipun demikian, mereka merasa cemas bisa jadi yang mereka temui justru pasukan perang. Oleh karena itu, persenjataan yang dibawa para shahabat tidaklah selengkap persenjataan ketika perang. Namun, Allah berkehendak lain. Allah mentakdirkan agar pasukan tauhid yang kecil ini bertemu dengan pasukan kesyirikan. Allah hendak menunjukkan kehebatan agamanya, merendahkan kesyirikan. Allah gambarkan kisah mereka dalam firmnya:
“Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjata-lah yang untukmu (kamu hadapi, pent. Yaitu kafilah dagang), dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir.” (Qs. Al Anfal: 7)
Demikianlah gambaran orang shaleh. Harapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat tidak terwujud. Mereka menginginkan harta kafilah dagang, tetapi yang mereka dapatkan justru pasukan siap perang. Kenyataan ini memberikan pelajaran penting dalam masalah aqidah bahwa tidak semua yang dikehendaki orang shaleh selalu dikabulkan oleh Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, tidak ada yang mampu mengendalikan keinginan Allah. Sehebat apapun keshalehan seseorang, setinggi apapun tingkat kiyai seseorang sama sekali tidak mampu mengubah apa yang Allah kehendaki.
Keangkuhan Pasukan Iblis
Ketika Abu Sufyan berhasil meloloskan diri dari kejaran pasukan kaum muslimin, dia langsung mengirimkan surat kepada pasukan Mekkah tentang kabar dirinya dan meminta agar pasukan Mekkah kembali pulang. Namun, dengan sombongnya, gembong komplotan pasukan kesyirikan enggan menerima tawaran ini. Dia justru mengatakan,
“Demi Allah, kita tidak akan kembali sampai kita tiba di Badar. Kita akan tinggal di sana tiga hari, menyembelih onta, pesta makan, minum khamr, mendengarkan dendang lagu biduwanita sampai masyarakat jazirah arab mengetahui kita dan senantiasa takut kepada kita…”
Keangkuhan mereka ini Allah gambarkan dalam FirmanNya,
“Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan…” (Qs. Al-Anfal: 47)
Mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan itu di bawah pengaturan Allah, karena ditutupi dengan kesombongan mereka. Mereka tidak sadar bahwa Allah kuasa membalik keadaan mereka. Itulah gambaran pasukan setan, sangat jauh dari kerendahan hati dan tawakal kepada Yang Kuasa.
Kesetiaan yang Tiada Tandingnya
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa yakin bahwa yang nantinya akan ditemui adalah pasukan perang dan bukan kafilah dagang, beliau mulai cemas dan khawatir terhadap keteguhan dan semangat shahabat. Beliau sadar bahwa pasukan yang akan beliau hadapi kekuatannya jauh lebih besar dari pada kekuatan pasukan yanng beliau pimpin. Oleh karena itu, tidak heran jika ada sebagian shahabat yang merasa berat dengan keberangkatan pasukan menuju Badar. Allah gambarkan kondisi mereka dalam firmanNya,
“Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya.” (Qs. Al Anfal: 5)
Sementara itu, para komandan pasukan Muhajirin, seperti Abu Bakr dan Umar bin Al Khattab sama sekali tidak mengendor, dan lebih baik maju terus. Namun, ini belum dianggap cukup oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau masih menginginkan bukti konkret kesetiaan dari shahabat yang lain. Akhirnya, untuk menghilangkan kecemasan itu, beliau berunding dengan para shahabat, meminta kepastian sikap mereka untuk menentukan dua pilihan: (1) tetap melanjutkan perang apapun  kondisinya, ataukah (2) kembali ke madinah.
Majulah Al Miqdad bin ‘Amr seraya berkata, “Wahai Rasulullah, majulah terus sesuai apa yang diperintahkan Allah kepada anda. Kami akan bersama anda. Demi Allah, kami tidak akan mengatakan sebagaimana perkataan Bani Israil kepada Musa: ‘Pergi saja kamu, wahai Musa bersama Rab-mu (Allah) berperanglah kalian berdua, kami biar duduk menanti di sini saja. [1]‘” Kemudian Al Miqdad melanjutkan: “Tetapi pegilah anda bersama Rab anda (Allah), lalu berperanglah kalian berdua, dan kami akan ikut berperang bersama kalian berdua. Demi Dzat Yang mengutusmu dengan kebenaran, andai anda pergi membawa kami ke dasar sumur yang gelap, kamipun siap bertempur bersama engkau hingga engkau bisa mencapai tempat itu.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan komentar yang baik terhadap perkataan Al Miqdad dan mendo’akan kebaikan untuknya. Selanjutnya, majulah Sa’ad bin Muadz radhiyallahu ‘anhu, komandan pasukan kaum anshar.
Sa’ad mengatakan, “Kami telah beriman kepada Anda. Kami telah membenarkan Anda. Andaikan Anda bersama kami terhalang lautan lalu Anda terjun ke dalam lautan itu, kami pun akan terjun bersama Anda….” Sa’ad radhiyallahu ‘anhu juga mengatakan, “Boleh jadi Anda khawatir, jangan-jangan kaum Anshar tidak mau menolong Anda kecuali di perkampungan mereka (Madinah). Sesungguhnya aku berbicara dan memberi jawaban atas nama orang-orang anshar. Maka dari itu, majulah seperti yang Anda kehendaki….”
Di Sudut Malam yang Menyentuh Jiwa…
Pada malam itu, malam jum’at 17 Ramadhan 2 H, Nabi Allah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih banyak mendirikan shalat di dekat pepohonan. Sementara Allah menurunkan rasa kantuk kepada kaum muslimin sebagai penenang bagi mereka agar bisa beristirahat. Sedangkan kaum musyrikin di pihak lain dalam keadaan cemas. Allah menurunkan rasa takut kepada mereka. Adapun Beliau senantiasa memanjatkan do’a kepada Allah. Memohon pertolongan dan bantuan dari-Nya. Di antara do’a yang dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berulang-ulang adalah,
“…Ya Allah, jika Engkau berkehendak (orang kafir menang), Engkau tidak akan disembah. Ya Allah, jika pasukan yang kecil ini Engkau binasakan pada hari ini, Engkau tidak akan disembah…..”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulang-ulang do’a ini sampai selendang beliau tarjatuh karena lamanya berdo’a, kemudian datanglah Abu Bakar As Shiddiq radhiyallahu ‘anhu memakaikan selendang beliau yang terjatuh sambil memeluk beliau… “Cukup-cukup, wahai Rasulullah…”
Tentang kisah ini, diabadikan Allah dalam Firmannya,
“Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya.” (Qs. Al Anfal: 12-13)
Bukti kemukjizatan Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
Seusai beliau menyiapkan barisan pasukan shahabatnya, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan di tempat pertempuran dua pasukan. Kemudian beliau berisyarat, “Ini tempat terbunuhnya fulan, itu tempat matinya fulan, sana tempat terbunuhnya fulan….”
Tidak satupun orang kafir yang beliau sebut namanya, kecuali meninggal tepat di tempat yang diisyaratkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bara Peperangan Mulai Menyala
Yang pertama kali menyulut peperangan adalah Al Aswad Al Makhzumi, seorang yang berperangai kasar dan akhlaknya buruk. Dia keluar dari barisan orang kafir sambil menantang. Kedatangannya langsung disambut oleh Hamzah bin Abdul Muthallib radhiyallahu ‘anhu. Setelah saling berhadapan, Hamzah radhiyallahu ‘anhu langsung menyabet pedangnya hingga kaki Al Aswad Al Makhzumi putus. Setelah itu, Al Aswad merangkak ke kolam dan tercebur di dalamnya. Kemudian Hamzah menyabetkan sekali lagi ketika dia berada di dalam kolam. Inilah korban Badar pertama kali yang menyulut peperangan.
Selanjutnya, muncul tiga penunggang kuda handal dari kaum Musyrikin. Ketiganya berasal dari satu keluarga. Syaibah bin Rabi’ah, Utbah bin Rabi’ah, dan anaknya Al Walid bin Utbah. Kedatangan mereka ditanggapi 3 pemuda Anshar, yaitu Auf bin Harits, Mu’awwidz bin Harits, dan Abdullah bin Rawahah. Namun, ketiga orang kafir tersebut menolak adu tanding dengan tiga orang Anshar dan mereka meminta orang terpandang di kalangan Muhajirin. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Ali, Hamzah, dan Ubaidah bin Harits untuk maju. Ubaidah berhadapan dengan Al Walid, Ali berhadapan dengan Syaibah, dan Hamzah berhadapan dengan Utbah. Bagi Ali dan Hamzah, menghadapi musuhnya tidak ada kesulitan. Lain halnya dengan Ubaidah. Masing-masing saling melancarkan serangan, hingga masing-masing terluka. Kemudian lawan Ubaidah dibunuh oleh Ali radhiyallahu ‘anhu. Atas peritiwa ini, Allah abadikan dalam firmanNya,
“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Rabb mereka (Allah)…” (Qs. Al Hajj: 19)
Selanjutnya, bertemulah dua pasukan. Pertempuran-pun terjadi antara pembela Tauhid dan pembela syirik. Mereka berperang karena perbedaan prinsip beragama, bukan karena rebutan dunia. Sementara itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di tenda beliau, memberikan komando terhadap pasukan. Abu Bakar dan Sa’ad bin Muadz radhiyallahu ‘anhuma bertugas menjaga beliau. Tidak pernah putus, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa melantunkan do’a dan memohon bantuan dan pertolongan kepada Allah. Terkadang beliau keluar tenda dan mengatakan, “Pasukan (Quraisy) akan dikalahkan dan ditekuk mundur…”
Beliau juga senantiasa memberi motivasi kepada para shahabat untuk berjuang. Beliau bersabda, “Demi Allah, tidaklah seseorang memerangi mereka pada hari ini, kemudian dia terbunuh dengan sabar dan mengharap pahala serta terus maju dan pantang mundur, pasti Allah akan memasukkannya ke dalam surga.”
Tiba-tiba berdirilah Umair bin Al Himam Al Anshari sambil membawa beberapa kurma untuk dimakan, beliau bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah surga lebarnya selebar langit dan bumi?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.” Kemudian Umair mengatakan: “Bakh…Bakh… (ungkapan kaget). Wahai Rasulullah, antara diriku dan aku masuk surga adalah ketika mereka membunuhku. Demi Allah, andaikan saya hidup harus makan kurma dulu, sungguh ini adalah usia yang terlalu panjang. Kemudian beliau melemparkan kurmanya, dan terjun ke medan perang sampai terbunuh.”
Dalam kesempatan yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil segenggam pasir dan melemparkannya ke barisan musuh. Sehingga tidak ada satu pun orang kafir kecuali matanya penuh dengan pasir. Mereka pun sibuk dengan matanya sendiri-sendiri, sebagai tanda kemukjizatan Beliau atas kehendak Dzat Penguasa alam semesta.
Kuatnya Pengaruh Teman Dekat Dalam Hidup
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk membunuh Abul Bakhtari. Karena ketika di Mekkah, dia sering melindungi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang memiliki inisiatif untuk menggugurkan boikot pada Bani Hasyim. Suatu ketika Al Mujadzar bin Ziyad bertemu dengannya di tengah pertempuran. Ketika, itu Abul Bakhtari bersama rekannya. Maka, Al Mujadzar mengatakan, “Wahai Abul Bakhtari, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami untuk membunuhmu.”
“Lalu bagaimana dengan temanku ini?”, tanya Abul Bakhtari
“Demi Allah, kami tidak akan membiarkan temanmu.” Jawab Al Mujadzar.
Akhirnya mereka berdua melancarkan serangan, sehingga dengan terpaksa Al Mujadzar membunuh Abul Bakhtari.
Kemenangan Bagi Kaum Muslimin
Singkat cerita, pasukan musyrikin terkalahkan dan terpukul mundur. Pasukan kaum muslimin berhasil membunuh dan menangkap beberapa orang di antara mereka. Ada tujuh puluh orang kafir terbunuh dan tujuh puluh yang dijadikan tawanan. Di antara 70 yang terbunuh ada 24 pemimpin kaum Musyrikin Quraisy yang diseret dan dimasukkan ke dalam lubang-lubang di Badar. Termasuk diantara 24 orang tersebut adalah Abu Jahal, Syaibah bin Rabi’ah, Utbah bin Rabi’ah dan anaknya, Al Walid bin Utbah.
Demikianlah perang badar, pasukan kecil mampu mengalahkan pasukan yang lebih besar dengan izin Allah. Allah berfirman,
“…Betapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. Al Baqarah: 249)
Mereka…
Mereka menang bukan karena kekuatan senjata
Mereka menang bukan karena kekuatan jumlah personilnya
Mereka MENANG karena berperang dalam rangka menegakkan kalimat Allah dan membela agamaNya…
Allahu Al Musta’an…
Footnote:
[1] Perkataan Al Miqdad radhiyallahu ‘anhu ini merupakan cuplikan dari firman Allah surat Al Maidah: 24
***
Penulis: Ammi Nur Baits
Artikel www.muslim.or.id
read more

Sejarah Nabi Muhammad .SAW

Lagi-lagi sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh berhala-berhalayang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud berhala yang sama. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).  
Kelahiran Sang Nabi
Semasa umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Bapa bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum baginda dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke ka’abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah wujud sebelumnya. 
Tahun Gajah
Tahun Gajah, apa maksudnya? Di tahun kelahiran Rasulullah saw. ada peristiwa besar di Mekkah. Abrahah Al-Habsyi seorang panglima perang kebangsaan Habasyah (Ethiopia) berkuasa di sebagai Gubernur Yaman di bawah pemerintahan Raja Najasyi, Raja Habasyah. Ia membangun sebuah gereja besar yang diberi nama Al-Qallais. Abrahah ingin gerejanya itu menjadi kiblat seluruh bangsa Arab.
Seorang pria dari Bani Kinanah mendengar obsesi Abrahah itu. Ia pergi ke Yaman dan menyelinap ke dalam gereja itu di malam hari. Ia buang air besar kemudian membuang kotorannya di kiblat gereja itu. Mengetahui itu, Abrahah marah. Ia bersumpah akan pergi ke Mekkah dan menghancurkan Ka’bah. Abrahah mengerahkan tentara dan pasukan gajahnya. Namun, perjalanan pasukan gajah ini terhenti di Mina. Allah swt. membinasakan pasukan itu dengan mengirimkan serombongan Burung Ababil yang melemparkan kerikil mematikan. Tahun terjadinya peristiwa itu dinamakan Tahun Gajah. 
Ibu Susu Rasulullah SAW
Sudah menjadi tradisi kalangan terpandang Arab, bayi-bayi mereka disusui oleh murdi’at (para wanita yang menyusui bayi). Rasulullah saw. ditawarkan kepada murdi’at dari Bani Sa’ad yang sengaja datang ke Mekkah mencari bayi-bayi yang masih menyusu dengan harapan mendapat bayaran dan hadiah. Tapi mereka menolak karena Rasulullah saw. anak yatim. Namun Halimah Sa’diyah tidak mendapatkan seroang bayi pun yang akan disusui. Karena itu, agar pulang tanpa tangan hampa, ia mengambil Rasulullah saw. yang yatim itu sebagai anak susuannya. Keberadaan Muhammad mungil memberi berkah kepada keluarga Halimah, bahkan bagi kabilahnya. Setelah dua tahun, Halimah membawa Muhammad kecil mengunjungi ibunya. Karena sadar bahwa keberadaan Muhammad kecil memberi berkah kepada kampungnya, Halimah memohon Aminah agar Muhammad kecil diizinkan tinggal kembali bersama Bani Sa’ad. Aminah setuju. Muhammad cilik dikembalikan ke Mekkah setelah terjadi peristiwa pembelahan dada. Dua malaikat datang menghampiri Rasulullah saw. dengan membawa bejana dari emas berisi es. Mereka membelah dada Rasulullah saw. dan mengeluarkan hatinya. Hati itu dibedah dan dikeluarkan gumpalan darah yang berwarna hitam. Kemudian dicuci dengan es. Setelah itu dikembalikan seperti semula. Halimah khawatir dengan keselamatan Muhammad cilik. Ia dan suaminya sepakat mengembalikan Muhammad kecil kepada ibunya. 
Aminah dan Abdul Muthallib Wafat
Muhammad kecil pun tinggal bersama ibunya. Ketika berusia 6 tahun, Muhammad cilik dibawa ibunya mengunjungi paman-pamannya dari Bani Adi bin Najjar di Yatsrib (yang kemudian hari berubah nama menjadi Madinah). Dalam perjalanan ini Aminah wafat di Abwa dan dikuburkan di sana.
Kemudian Muhammad cilik diasuh kakeknya, Abdul Muthallib. Namun tak berlangsung lama, hanya 2 tahun. Abdul Muthallib wafat ketika Rasulullah saw. berusia 8 tahun. Rasulullah saw. kemudian diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. 
Perjalanan ke Syam
Selepas kewafatan Kakeknya Abdul Muthallic, Abu Talib mengambil alih tugas bapanya untuk menjaga anak saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Talib kurang mampu berbanding saudaranya yang lain, namun dia mempunyai perasaan yang paling halus dan terhormat di kalangan orang-orang Quraisy.Abu Talib menyayangi Muhammad seperti dia menyayangi anak-anaknya sendiri. Dia juga tertarik dengan budi pekerti Muhammad yang mulia. Abu Thalib pergi berdagang ke Syam. Keponakannya, Muhammad, ikut serta. Kafilah dagang ini tiba di Kampung Busra. Mereka bertemu dengan seorang pendeta bernama Bahira.
Bahira tahu tentang ajaran Nasrani dan ia paham betul tentang ciri dan sifat Rasul terakhir yang diberitakan oleh Nabi Isa a.s. Bahira melihat ada tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad, keponakan Abu Thalib. Lalu Pendeta tersebut menasihati Abu Talib supaya tidak pergi jauh ke daerah Syam kerana dikhuatiri orang-orang Yahudi akan menyakiti Rasulullah sekiranya diketahui tanda-tanda tersebut. Abu Talib mengikut nasihat Pendeta tersebut dan dia tidak banyak membawa harta dari perjalanan tersebut. Dia pulang segera ke Makkah dan mengasuh anak-anaknya yang ramai. Muhammad juga telah menjadi sebahagian dari keluarganya. Baginda mengikut mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dan mendengar sajak-sajak oleh penyair-penyair terkenal dan pidato-pidato oleh penduduk Yahudi yang anti Arab 
Menikah Dengan Khadijah
Ketika berusia 25 tahun, Rasulullah saw. pergi ke Syam membawa barang dagangan milik Khadijah. Rasulullah saw. ditemani pembantu pria kepercayaan Khadijah bernama Maisaroh. Maisaroh memberi informasi kepada Khadijah tentang sifat-sifat Rasulullah saw. Kemudian setelah kembali ke Mekkah, Muhammad muda menikah dengan Khadijah. Saat dinikahi Muhammad muda, Khadijah bersatus janda. Dari pernikahan ini Muhammad dan Khadijah mendapatkan beberapa orang anak. Ada riwayat yang mengabarkan Rasulullah saw. dikaruniai 2 orang anak lelaki dari Khadijah, yaitu Qasim dan Abdullah. Namun keduanya meninggal sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Rasulullah saw. juga mendapat anak-anak perempuan dari Khadijah, yaitu Zainab, Ruqayyah, dan Ummi Kulsum. Mereka mengamalkan Islam dan meninggal sebelum Rasulullah wafat. Sedangkan putri bungsu Rasulullah saw. dari Khadijah adalah Fathimah. Fathimah meninggal 6 bulan setelah Rasulullah saw. wafat. 
Penurunan Wahyu Pertama
Pada usia 40 tahun, Muhammad telah menerima wahyu yang pertama dan diangkat sebagai nabi sekelian alam. Ketika itu, baginda berada di Gua Hira’ dan sentiasa merenung dalam kesunyian, memikirkan nasib umat manusia pada zaman itu. Maka datanglah Malaikat Jibril menyapa dan menyuruhnya membaca ayat quran yang pertama diturunkan kepada Muhammad. “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Yang mengajarkan manusia dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya” (Al-’Alaq, 96: 1-5) Rasulullah pulang dengan penuh rasa gementar lalu diselimuti oleh Khadijah yang coba menenangkan baginda. Apabila semangat baginda mulai pulih, diceritakan kepada Khadijah tentang kejadian yang telah berlaku. Kemudian baginda mula berdakwah secara sembunyi-sembunyi bermula dengan kaum kerabatnya untuk mengelakkan kecaman yang hebat daripada penduduk Makkah yang menyembah berhala. Khadijah isterinya adalah wanita pertama yang mempercayai kenabian baginda. Manakala Ali bin Abi Talib adalah lelaki pertama yang beriman dengan ajaran baginda. Dakwah yang sedemikian berlangsung selama tiga tahun di kalangan keluarganya sahaja. 
Dakwah Secara Terang-terangan
Setelah turunnya wahyu memerintahkan baginda untuk berdakwah secara terang-terangan, maka Rasulullah pun mula menyebarkan ajaran Islam secara lebih meluas. “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Al-Hijr, 15:94) Namun begitu, penduduk Quraisy menentang keras ajaran yang dibawa oleh baginda. Mereka memusuhi baginda dan para pengikut baginda termasuk Abu Lahab, bapa saudara baginda sendiri. Tidak pula bagi Abu Talib, dia selalu melindungi anak saudaranya itu namun dia sangat risau akan keselamatan Rasulullah memandangkan tentangan yang hebat dari kaum Quraisy itu. Lalu dia bertanya tentang rancangan Rasulullah seterusnya. Lantas jawab Rasulullah yang bermaksud: “Wahai bapa saudaraku, andai matahari diletakkan diletakkan di tangan kiriku dan bulan di tangan kananku, agar aku menghentikan seruan ini, aku tidak akan menghentikannya sehingga agama Allah ini meluas ke segala penjuru atau aku binasa kerananya” Baginda menghadapi pelbagai tekanan, dugaan, penderitaan, cemuhan dan ejekan daripada penduduk-penduduk Makkah yang jahil dan keras hati untuk beriman dengan Allah. Bukan Rasulullah sahaja yang menerima tentangan yang sedemikian, malah para sahabatnya juga turut merasai penderitaan tersebut seperti Amar dan Bilal bin Rabah yang menerima siksaan yang berat. 
Kewafatan Khadijah dan Abu Talib
Rasulullah amat sedih melihat tingkahlaku manusia ketika itu terutama kaum Quraisy kerana baginda tahu akan akibat yang akan diterima oleh mereka nanti. Kesedihan itu makin bertambah apabila isteri kesayangannya wafat pada tahun sepuluh kenabiaannya. Isteri bagindalah yang tidak pernah jemu membantu menyebarkan Islam dan mengorbankan jiwa serta hartanya untuk Islam. Dia juga tidak jemu menghiburkan Rasulullah di saat baginda dirundung kesedihan. Pada tahun itu juga bapa saudara baginda Abu Talib yang mengasuhnya sejak kecil juga meninggal dunia. Maka bertambahlah kesedihan yang dirasai oleh Rasulullah kerana kehilangan orang-orang yang amat disayangi oleh baginda. 
Meninggalkan Mekkah dan Berhijrah ke Madinah
Tekanan daripada orang-orang kafir terhadap perjuangan Rasulullah semakin hebat selepas pemergian isteri dan bapa saudara baginda. Maka Rasulullah mengambil keputusan untuk berhijrah ke Madinah berikutan ancaman daripada kafir Quraisy untuk membunuh baginda. Rasulullah disambut dengan meriahnya oleh para penduduk Madinah. Mereka digelar kaum Muhajirin manakala penduduk-penduduk Madinah dipanggil golongan Ansar. Seruan baginda diterima baik oleh kebanyakan para penduduk Madinah dan sebuah negara Islam didirikan di bawah pimpinan Rasulullah (sallahu alaihi wassalam) sendiri.  
Negara Islam Madinah
Negara Islam yang baru dibina di Madinah mendapat tentangan daripada kaum Quraisy di Makkah dan gangguan dari penduduk Yahudi serta kaum bukan Islam yang lain. Namun begitu, Nabi Muhammad s.a.w berjaya juga menubuhkan sebuah negara Islam yang mengamalkan sepenuhnya pentadbiran dan perundangan yang berlandaskan syariat Islam. Baginda dilantik sebagai ketua agama, tentera dan negara. Semua rakyat mendapat hak yang saksama. Piagam Madinah yang merupakan sebuah kanun atau perjanjian bertulis telah dibentuk. Piagam ini mengandungi beberapa fasal yang melibatkan hubungan antara semua rakyat termasuk kaum bukan Islam dan merangkumi aspek politik, sosial, agama, ekonomi dan ketenteraan. Kandungan piagam adalah berdasarkan wahyu dan dijadikan dasar undang-undang Madinah. Islam adalah agama yang mementingkan kedamaian. Namun begitu, aspek pertahanan amat penting bagi melindungi agama, masyarakat dan negara. Rasulullah telah menyertai 27 kali ekspedisi tentera untuk mempertahan dan menegakkan keadilan Islam. Peperangan yang ditempuhi baginda ialah Perang Badar (623 M/2 H), Perang Uhud (624 M/3 H), Perang Khandak (626 M/5 H) dan Perang Tabuk (630 M/9 H). Namun tidak semua peperangan diakhiri dengan kemenangan.
Fath Makkah
Tahun kedelapan Hijrah, perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah, Nabi segera mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan besar yang belum pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap dan siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan bergerak laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi diri, dan menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat betapa besar pasukan musuh tersebut. Di dekat kuburan Abu Tholib dan Khodijah yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin membuat kubah untuk Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan cermat arus pasukan Islam yang masuk ke kota dari empat penjuru. Makkah... Membisu di depan Nabi dan pendukungnya. Ya Mekah membisu dan tidak lagi menyerukan teriakan Firaun-firaun, digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit Muslim yang menggema yang seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya Gua itu menatap kepada orang yang dulu berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang kini telah berdiri tegap dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan pembelanya. Nabi memasuki Mekah dan bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi, tidak ada darah yang tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah menunggu bibir Muhammad berucap tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada mereka, namun bibir itu begitu mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka yang telah memeranginya pengampunan dan beliau berkata “... Pergilah, Anda semua adalah orang-orang yang dibebaskan! Kini, di Shafa, laki-laki yang telah membuat sejarah itu telah kembali, berdiri di depan kehidupannya yang sarat dengan berbagai peristiwa dan yang ditangannya tergenggam masa depan yang gemilang. Selama dua puluh tahun penggembalaannya tak pernah henti, ia tak pernah merasakan letih, kesabarannya begitu tinggi, tak pernah menyerah. Orang –orang Quraisy berdesak-desakkan di bukit Shafa untuk memberikan Baiat. Setelah penaklukan Mekah masih ada beberapa peperangan besar berlanjut semasa hidup Nabi - yaitu Hunain, Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah perkasa dalam peperangan ini, sesudah membuat kocar-kacir musuh, al-washi segera menghambur untuk bergabung dengan Nabi, ia memutari Nabi, dan menghambur membabat musuh untuk melindungi Nabi, dan pada kali yang lain menemui prajurit musuh yang lari dan menghadang kejaran musuh. Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai Ayyuhan Nas, mau kemana kalian ?Wahai orang-orang yang ikut baiat al-Ridwan! Wahai, orang-orang yang kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang berbaiat di bawah pohon...! orang-orang Madinah yang gagah berani segera sadar akan diri mereka! Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah tulang punggung Nabi. Kini Nabi memanggil mereka di tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu diantaranya adalah kaum kerabatnya. Mereka segera menghambur ke arah Nabi menyambut panggilannya dengan, Labbaik, Labbaik... Kami datang, kami datang...! Pasukan Islam kembali memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad dalam menyampaikan risalah agungnya telah selesai, dan kini “tidak bisa“ tidak di harus melihat pasukannya, untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang kembali pelajaran yang telah diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di bisa mengevaluasidan menelitinya kembali.    
Haji Wada
Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqai’dah , Nabi disertai semua isterinya, menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai bergerak... seluruh padang terisi gema suara mereka yang mengucapkan,Labbaik, Allahumma labaik... Labbaik, la syarika laka, ! Aku datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu...Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu... Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu...Langit, hingga hari itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan  dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal orang bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia. Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan hikayat-hikayat Fira’un, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa penguasaitu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Ka’bah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud. Matahari tepat di tengah siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh cahayannya yang memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000 orang. Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya, Rosulullah berkata,Tahukah kalian, bulan apa ini Mereka serentak menjawab,Bulan Haram!..... ...Ayyuhan Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk selama-lamanya... Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa yang masih mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan kepada orang yang berhak menerimanya.....  Akar-akar syirik telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi kaum muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan menggunakan pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya, miskin, raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah takwa. 
Kewafatan Nabi Muhammad (Peace Be Upon Him)
Muhammad telah melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi membuka mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara pelan Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berpaling ke belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Baginda Rasulullah telah wafat pada bulan Juni tahun 632 M/12 Rabiul Awal tahun 11 Hijrah. Baginda wafat setelah selesai melaksanakan tugasnya sebagai Rasul dan pemimpin negara. Baginda berjaya membawa manusia ke jalan yang benar dan menjadi seorang pemimpin yang bertanggungjawab, berilmu dan berkebolehan. Rasulullah adalah contoh terbaik bagi semua manusia sepanjang zaman.
Source: fajrul-mutaqin.blogspot.com     فاجرÙ?Ù? Ù?Ù?تاÙ?Ù?Ù? - Post
my Blog.. please visit :)
Mood: lovinginallah
Tags
read more